Alopecia (Jenis – Jenis Masalah Rambut Rontok)
By dr.Angeline Cynthia KW.AAM
Salah satu masalah rambut terbanyak adalah rambut rontok, penyebabnya sendiri ada bermacam – macam, maka untuk mengatasinya maka kita harus tau dahulu apa akar permasalahannya. Semua orang baik laki – laki maupun perempuan pastinya semua ingin tampil cantik dan prima di hadapan semua orang. Mulai dari ujung kepala sampai ujung pangkal kaki, tidak hanya pakaian dan make up wajah tetapi perlu diperhatikan juga rambut itu sendiri.
Sayangnya sering kali rambut terkadang rontok dan sangat terlihat sekali kebotakannya. Berbagai macam upaya untuk menutuppi kebotakan dengan riasan yang macam – macam sudah dilakukan, namun karena sangat parahnya tetap masih terlihat botak. Dimana penyebab kebotakan pada rambut bisa disebabkan oleh berbagai macam masalah, di ataranya :
- Genetika atau turunan.
- Gangguan Hormon.
- Gizi dan Vitamin.
- Kebersihan area rambut dan kebiasaan megikat kencang rambut.
- Efek samping pemakaian obat.
- Penyakit – penyakit penyerta.
- Kehamilan.
- Stress dan Gangguan Emosional.
- Polusi dan Sinar matahari.
- Merokok.
- Infeksi.
GANGGUAN HORMON
Ada beberapa hormone yang menyebabkan rambut rontok, yakni di antaranya hormon alopesia androgenetik, hormon DHT atau dihydro testosterone dan hormon alopesia areata. Rambut rontok sendiri bisa terjadi akibat dari gangguan hormon alopesia androgenic. Hormon tersebut adalah penyebab kebotakan atau kerontokan rambut parah hingga presentase sebesar 70% pada pria dan 40% pada perempuan. Penyebab kebotakan akibat hormone biasanya dari faktor genetik atau keturunan.
GIZI & VITAMIN
Gizi dan vitamin yang masuk kedalam tubuh manusia yang tidak seimbang bisa menyebabkan kerontokan rambut. Semua yang ada di dalam tubuh manusia memerlukan gizi dan vitamin yang seimbang, dimana bila tubuh kita kekurangan gizi dan vitamin dapat mengakibatkan badan menjadi rusak dan dapat menyebabkan kerontokan pada rambut. Seperti bila seeorang sedang menjalani diet ketat maka akan kekurangan protein dan zinc, yang dimana protein dan zinc ini yang berguna untuk kebutuhan nutrisi untuk rambut sehingga akan mengalami defisiensi yang mengakibatkan rambut menjadi rontok.
KEBERSIHAN AREA RAMBUT & KEBIASAAN MENGIKAT RAMBUT
Dimana kebiasaan rambut menggunakan berbagai macam produk kecantikan rambut dapat mengakibatkan rambut menjadi rusak, berketombe dan rontok. Seperti pemakaian hair spray, cat rambut dll. Sehingga sebelum kita menggunakan berbagai macam produk kecantikan untuk rambut sebaiknya meneliti dahulu mengenai kandungan dan cara pemakaiannya serta efek samping yang akan dihasilkan akibat dari penggunaan produk tersebut.
Kebiasaan jarang mencuci rambut dapat juga menyebabkan rambut menjadi rontok, tidak bagus, kusam, kusut dan bisa berjerawat. Sebaiknya mencuci rambut secara rutin untuk membersihkan kotoran dan minyak yang ada di kulit kepala sehingga kulit kepala menjadi sehat. Mencuci rambut memang tidak di anjurkan setiap hari karena akan mengurangi kandungan minyak secara alami dari rambut, karena akan membuat rambut menjadi kering dan kusut.
Kebiasaan mengikat rambut terlalu kencang dapat mengakibatkan rambut menjadi rontok seketika pada saat menarik ikatan rambut tersebut. Kesalahan dalam menyisir rambut dapat juga menyebabkan rontok, missal ketika rambut disisir pada keadaan masih basah dan mendapati banyak sekali rambut yang rontok.
EFEK SAMPING OBAT DAN PENYAKIT
Mengkonsumsi obat – obatan yang keras juga memicu terjadinya kerontokan rambut, misalnya pada pasien cancer yang baru terapi obat kemoterapi, dimana proses kemoterapi yang menggunakan banyak macam obat yang keras sehingga bisa menyababkan kerontokan rambut diseluruh badan. Adapun beberapa penyakit yang mengakibatkan rambut menjadi rontok parah misalnya pada penyakit diabetes, lupus, hipotiroidisme dan down syndrome. Namun bila badan sudah kembali semula atau sehat makan rambut juga akan kembali kesedia kala.
KEHAMILAN & GANGGUAN EMOSIONAL
Banyak perempuan yang pada waktu hamil mengalami kerontokan rambut, hal itu sangat wajar dan merupakan efek dari ketidakseimbangan hormone yang ada pada wanita hamil. Dan kerontokan rambut bisa terjadi juga setelah kira – kira 3 bulan pasca setelah melahirkan.
Rambut yang rontok dapat terjadi juga bukan karena dari media ataupun kesehatan yang serius, tetapi stress dan gangguan emosional lainnya dapat memicu kerontokan rambut. Ketika seseorang tertekan atau mengalami pikiran yang berat berlebihan maka syarat pada otot kepala akan menegang dan aliran darah menjadi tidak lancar sehingga dapat mengakibatkat syarat pada rambut melemah dan mengakibatkan kerontokan pada rambut.
SINAR MATAHARI & POLUSI
Paparan sinar matahari yang berlebih dapat juga mendatangkan masalah bagi rambut kepala kita, dimana pada waktu tertentu sinar matahari memang sangat bagus memiliki kandungan vitamin D yang tinggi serta baik untuk tulang dan organ – organ tubuh. Tetapi sinar matahari yang sangat terik akan memancarkan radiasi yang tinggi sehingga akan membuat kepala menjadi pusing dan rambut menjadi mudah sekali rontok. Dimana polusi udara juga dapat meningkatkan kerontokan rambut dan membuat rambut menjadi lebih kotor.
ROKOK & INFEKSI
Kebiasaan merokok ternyata dapat mengakibatkan rusaknya suplai darah ke bagian folikel rambut sehingga dapat mengakibatkan kerontokan rambut. Dan bila ada bekas luka infeksi pada area kepala dapat juga mengakibatkan kerontokan oleh karena itu harus cepat di obati, bila luka infeksi dibiarkan terbuka lebar makan akan menimbulkan permasalahan yang menyebabkan kerontokan rambut.
Adapun cara mengatasi permasalahan kerontokan pada rambut, sebagai berikut :
- Menggunakan serum atau hair tonic yang mengandung komposisi minoxidil, fenastride.
- Transplantasi Rambut.
- Terapi Laser.
Dimana macam – macam kebotakan / alopesia :
- Alopesia Universalis : kebotakan yang akan mengenai seluruh rambut yang ada pada tubuh.
- Alopesia Totalis : kebotakan mengenai seluruh rambut kepala.
- Alopesia Areata : kebotakan yang terjadi setempat dan berbatas tegas umumnya terdapat pada kulit kepala, tetapi dapat juga mengenai daerah berambut lainnya.
ALOPESIA AREATA :
Merupakan kelainan kebotakan akibat dari proses inflamasi kronis yang mengenai area rambut dan kuku. Dimana dapat mengenai semua umur. 50% kasus terjadi sebelum berusia 20 tahun. Perempuan > laki – laki. Penyebabnya biasanya karena faktor genetic, biasanya bisa bersamaan dengan penyakit inflamasi yang lain. Dimana alopesia areata ini sering dihubungkan dengan penyakit atopik dan penyakit autoimun.
Gambaran klinis alopesia areata yang pada umum adalah :
- Bercak Soliter.
Biasanya timbul kebotakan yang berbatas tegas, bulat, halus dan berdiameter beberapa cm. Rambut dijumpai pada pinggir lesi dan mudah tercabut. Kelainan biasanya pada rambut kepala, tetapi dapat juga mengenai alis dan bulu mata.
- Bercak Multiple.
- Bercak pertama meluas atau timbul bercak kebotakan yang baru.
- Bentuk retikuler : terjadi jika aktivitas pertumbuhan rambut bervariasi sehingga terjadi pola retikuler.
- Bentuk ophiasis : alopesia areata meluas,terdapat pada pinggir rambut dan sering mengenai anak – anak.
- Pigmen rambut berkurang pada alopesia areata, pertumbuhan rambut baru sering berwarna putih.
- Alopesia areata totalis atau alopesia areata universalis.
- Alopesia areata totalis : dimana perluasan kebotakan hampir ke seluruh area kulit kepala.
- Alopesia areata universalis : kehilangan rambut meliputi area seluruh anggota tubuh yang ada rambutnya.
- Dimana alopesia ini biasannya di sertai dengan perubahan bentuk kuku serpeti pit, penebalan kuku yang tidak teratur.
( Gambar Jenis – Jenis Alopesia Areata )
Klasifikasi Alopesia Areata menurut IKEDA, yaitu :
- Tipe I
Merupakan bentuk alopesia yang paling sering terjadi, bercak yang bulat tanpa riwayat keluarga atau riwayat atopi dan kelainan endokrin. Merupakan 83% dari seluruh kasus dan prognosis umumnya baik.
- Tipe II
Tipe II ini termasuk tipe atopi , bercak bulat, reticular atau aohiasis. Ada riwayat asma, rhinitis alergi atau dermatitis. Merupakan 10% dari seluruh kasus. Prognosis buruk, 75% dari kasus menjadi alopesia totalis.
- Tipe III
Tipe III merupakan tipe prehipertensif. Penyakit kronis dengan pola retikular. Merupakan 4% dari kasus.
- Tipe IV
Tipe IV merupakan tipe kombinasi atau kelaian endokrin – autoimun. Biasanya terjadi pada usia > 40 tahun. Bentuk bulat reticular atau ophiasis. Merupakan 3% dari kasus dan 10% di antaranya menjadi alopesia totalis.
Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui alopesia areata, dimana rambut tanda seru ( exclamation hair ) pada tepi lesi. Pada pemeriksaan histopatologi akan tampak inflamasi peribulbus pada folikel anagen. Akar rambut mengalami penyempitan, keratinisasi korteks tidak sempurnya. Biasanya diagnosa pembandingnya dengan Tinea Kapitis, alopesia karena traksi trikotilomania, Loose anagen syndrome.
Pengobatan untuk alopesia areata dapat diberikan antara lain :
- Steroid ( topical, intralesi, sistemik, injeksi intramuscular ).
- Siklosporin topical.
- Isoprinosin.
- Sensitizer topical.
- Psoralen sinar Ultraviolet A ( PUVA )
- Antralin.
ALOPESIA ANDROGENIK
Kebotakan yang dikarenakan terjadinya miniaturisasi dari batang rambut, bisa terjadi pada laki – laki ( male pattern hair loss ) maupun pada wanita ( female pattern hair loss ). Dimana alopesia androgenik disebabkan oleh genetik dan pengaruh dari hormone androgenik pada folikel rambut.
Alopesia androgenik dimana rambut akan mengalami penipisan karena terjadi miniaturisasi pada papil dan matriks rambut. Rambut bagian terminal akan berubah menjadi rambut velus dan produksi pigmennya akan mengalami pengurangan. Rambut akan rontok secara bertahap dimulai dari verteks dan frontal. Garis rambut anterior menjadi mundur dan dahi menjadi lebih luas. Beberapa varian kebotakan rambut dapat terjadi , yang tersering adalah bagian kepala frontoparietal dan verteks.
Pada alopesia androgenik folikel rambut membentuk rambut yang lebih halus dan berwarna lebih muda sampai akhirnya sama sekali tidak terbentuk rambut terminal. Dimana rambut velus tetap terbentuk menggantikan rambut terminal.
( Gambar Alopesia Androgenik Laki – Laki dan Wanita )
Cara untuk mendiagnosa alopesia androgenik, pemeriksaan penunjang dengan mikroskopik dimana diameter rambut tampak mengecildan pigemen rambut berkurang. Rambut velus bertambah, pada hitung telogen meningkat, folikel rambut tampak menjadi atrofi.
Pengobatan untuk alopesia androgenik ada 3 cara yaitu :
- Sistemik.
- Fenastride 1mg ( pada laki – laki ).
- Anti androgenic sistemik : spironolaktone dosis 50 – 300mg/hari.
- Siproteron asetat dosis 2mg.
- Topikal : minoksidil 2%
- Non Medikamentosa.
- Menggunakan rambut palsu, wig.
- Pembedahan : transplantasi rambut atau reduksi scalp.